Putri Handayani Sitompul
ABSTRAK
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar dan aktivitas diskusi
siswa kelas X SMA Negeri 11 Medan melalui penerapan strategi pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)
menggunakan media Audiovisual pada
materi kerusakan lingkungan dan upaya pelestarian. Penelitian ini dilakukan
terhadap siswa kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2009/2010 dengan
menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe NHT menggunakan media Audiovisual dan menerapkan strategi
pembelajaran konvensional.
Jenis penelitian ini
adalah eksperimen dengan populasi seluruh siswa kelas X SMA Negeri 11 Medan
yang terdiri dari 9 kelas dan sampel dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelas
yaitu kelas X-3 (kelas eksperimen) dan X-4 (kelas kontrol). Pengambilan sampel
dilakukan secara acak.
Instrumen penelitian berupa tes dan lembar
observasi aktivitas diskusi. Hasil belajar kelas eksperimen adalah 83,90 dan
kelas kontrol adalah 64,90. Rata-rata persentase seluruh aktivitas diskusi
belajar kelas eksperimen adalah 69%, dan kelas kontrol adalah 35%. Perbedaan hasil
belajar pada kedua kelas penelitian juga terbukti melalui pengujian hipotesis
dengan menggunakan uji-t dan taraf kepercayaan a = 0,05, dimana thitung > ttabel (8,69 > 1,99) yang artinya Ho ditolak
sekaligus menerima Ha dimana hasil belajar dan aktivitas diskusi siswa yang diterapkan
strategi pembelajaran kooperatif tipe NHT menggunakan media audiovisual lebih besar dari siswa yang
diterapkan strategi pembelajaran konvensional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar dan aktivitas diskusi siswa
yang diberi penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe NHT menggunakan media
audiovisual dengan strategi
pembelajaran konvensional.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang Masalah
Pembelajaran sebagai perpaduan dua
aktivitas, yaitu aktivitas belajar dan aktivitas mengajar. Aktivitas mengajar
menyangkut peranan seorang guru dalam mengupayakan terciptanya jalinan harmonis
antara guru itu sendiri dengan siswa. Jalinan kominukasi yang harmonis inilah
yang menjadi indikator suatu aktivitas pembelajaran itu berjalan dengan baik. Pendidikan
dan pengajaran dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang tampak pada
siswa harus merupakan akibat dari proses belajar mengajar yang dialaminya.
Setidak-tidaknya, apa yang dicapai oleh siswa merupakan akibat proses yang
ditempuhnya melalui program dan kegiatan pembelajaran yang dirancang dan
dilaksanakan oleh guru dalam proses mengajarnya (Sudjana, 2009).
Melihat proses pembelajaran biologi
yang selama ini berlangsung, bahwa pada proses pembelajaran yang terjadi masih
berfokus kepada guru sebagai sumber utama pengetahuan (transfer pengetahuan
dari guru ke siswa). Ternyata hal ini merupakan salah satu kelemahan proses
pembelajaran di sekolah-sekolah, artinya pembelajaran yang dilakukan oleh para
guru kurang adanya usaha dalam melibatkan dan mengembangkan proses kemampuan
berfikir siswa yaitu dalam melibatkan ke lima proses tentang berpikir lainya
(pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian), siswa didorong agar
dapat menguasai sejumlah materi pelajaran dan kemampuan yang dimiliki siswa,
pada akhirnya mampu mengingat fakta – fakta dalam jangka pendek. Akibatnya
peserta didik akan dikatakan pasif karena kegiatan yang dilakukan adalah duduk,
mendengar, dan mencatat. Selain itu, tidak mudah bagi guru untuk mengetahui
secara langsung kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam belajar karena
penyampaian materi yang searah. Peserta didik sering kali memberikan pengertian
lain dari hal yang dimaksudkan guru. Hal ini disebabkan karena ceramah berupa
rangkaian kata-kata yang sewaktu-waktu dapat menimbulkan salah pengertian
misalnya sifatnya abstrak, kabur dan sebagainya. Kelebihan dari metode ceramah
adalah guru lebih mudah mengawasi ketertiban peserta didik dalam mendengarkan
pelajaran, disebabkan mereka melakukan kegiatan yang seragam yaitu
mendengarkan.
Dari hasil penelitian sebelumnya
dengan judul Pengaruh Penggunaan Media Visual
Dalam Pembelajaran Kooperatif Numbered
Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar siswa Kelas XI SMA Negeri 1
Panyabungan Selatan Kab. Mandailing Natal Pada Materi Pokok Sistem Pencernaan
T.P. 2008/2009 yaitu hasil belajar siswa
yang menggunakan media visual dalam
pembelajaran kooperatif Numbered Head
Together (NHT) dapat memberikan kemudahan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa. Hasil belajar siswa yang menggunakan media visual dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT diperoleh X1
= 85,28 dan standar deviasi SDXI = 9,20 sedangkan untuk hasil
belajar kelas kontrol diperoleh X2 = 64,41 dan SDXI =
9,99. Hasil analisis data menunjukkan t hitung > t tabel (8,43 > 2,00).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil
belajar siswa yang menggunakan media visual
dalam pembelajaran kooperatif dengan metode konfensional pada materi sistem
pencernaan di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Panyabungan Selatan T.P. 2008/2009
(Sahnan, 2009).
Berdasarkan hasil wawancara guru
biologi SMA Negeri 11 Medan bernama Supraba Ika Sari yang sudah mengajar selama
5 tahun, bahwa proses pembelajaran masih didominasi oleh guru sehingga
keaktifan siswa dalam kelas masih kurang. Dalam proses belajar di kelas tidak
banyak siswa yang mengajukan pertanyaan. Dari sumber yang sama juga diketahui
bahwa nilai akhir semester siswa SMA Negeri 11 Medan kelas X-1, X-2, X-3, dan
X-4 tahun pelajaran 2009/2010 ditunjukkan pada Tabel 1.1. berikut.
Tabel 1.1. Rata-rata Nilai Akhir Semester Siswa
Kelas
|
X-1
|
X-2
|
X-3
|
X-4
|
Nilai rata-rata
|
61
|
56
|
61
|
62
|
Dari data tersebut menunjukkan masih
rendahnya hasil belajar siswa SMA Negeri 11 Medan, hasil belajar tersebut masih
kurang dari standar ketuntasan belajar mata pelajaran biologi SMA Negeri 11
Medan yang pada umumnya mencapai 63.
Salah satu tindakan yang tepat untuk
menyelesaikan masalah tersebut adalah dibutuhkannya suatu pendekatan
pembelajaran dan media yang akan membuat mata pelajaran biologi menjadi ilmu
yang disenangi dan mudah dipahami, yaitu pendekatan pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) menggunakan media audio visual. Pembelajaran
kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa
bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama (Eggen dan Kauchak
dalam Trianto, 2009). Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk
meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap
kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda
latar belakangnya.
Dalam pembelajaran kooperatif dikenal berbagai tipe salah satunya adalah
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), NHT
merupakan
struktur sederhana
dan terdiri atas 4 tahap yang digunakan untuk mereview fakta-fakta dan informasi
dasar yang berfungsi untuk mengatur interaksi para siswa. Oleh karena itu model
pembelajaran NHT dapat diterapkan dalam pelajaran sehari-hari pada pokok
bahasan manapun.
Untuk menghindari kesalahan komunikasi
digunakan sarana untuk dapat membantu proses komunikasi yang disebut media.
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
dan minat serta perhatian peserta didik. Levie & Levie (dalam Arsyad, 2002)
mereview hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus gambar dan
stimulus kata atau visual dan verbal
menyimpulkan bahwa stimulus visual
membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat,
mengenali, mengingat kembali, dan menghubungkan fakta-fakta dan konsep. Perbandingan
perolehan hasil belajar melalui indra pandang dan indra dengar sangat menonjol
perbedaannya. Kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indra
pandang, dan hanya sekitar 5% diperoleh melalui melalui indra dengar, dan 5%
lagi dengan indra lainnya (Baugh dalam Arsyad, 2002).
Salah satu multimedia yang digunakan pada
penelitian ini adalah berupa film bingkai (slide)
suara yang menggambarkan Kerusakan Lingkungan dan Upaya Pelestariannya. Film
bingkai (slide) suara ini dipilih
karena dapat mengaitkan antara materi dengan kejadian yang sesungguhnya. Dengan
kelebihan tersebut, diharapkan akan terwujud sebuah aplikasi model pembelajaran
NHT yang berbantuan media pembelajaran yang atraktif dan menarik secara audiovisual bagi peserta didik.
Alasan tersebut membuat penulis
memilih judul dalam penelitian ini yaitu Perbandingan Hasil Belajar Dan
Aktivitas Siswa Dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Menggunakan
Media Audiovisual dan Strategi
Pembelajaran Konvensional Pada Materi Kerusakan Lingkungan dan Upaya
Pelestarian di SMA Negeri 11 Medan.
1.2. Identifikasi
Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang
masalah diatas, maka diidentifikasi
pokok-pokok masalah sebagai berikut
1. Hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 11
Medan rendah.
2. Siswa kelas X SMA Negeri 11 Medan pasif saat proses
belajar mengajar, hal ini karena siswa didorong agar dapat menguasai sejumlah
materi pelajaran yang pada akhirnya siswa hanya mampu mengingat fakta-fakta
dalam jangka pendek.
3. Proses belajar mengajar satu arah dikarenakan
proses pembelajaran yang terjadi masih berfokus pada guru.
1.3. Batasan
Masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi
sebagai berikut
1. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah strategi
pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Head Together (NHT) menggunakan
media audiovisual.
2. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas X SMA
Negeri 11 Medan semester II Tahun Pembelajaran 2009/2010 yang belum pernah
mempelajari kerusakan lingkungan dan upaya pelestariannya.
3. Hasil belajar siswa dibatasi pada hasil tes belajar
yang disusun dalam bentuk pilihan berganda dan aktivitas siswa dibatasi pada aktivitas
diskusi belajar.
1.4. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi
masalah, dan batasan masalah maka rumusan masalah penelitian ini adalah
1. Bagaimana hasil belajar siswa dan aktivitas
diskusi belajar siswa kelas X SMA Negeri 11 Medan dengan menerapan strategi pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) menggunakan media audiovisual dan menerapan strategi pembelajaran konvensional ?
2. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa dan
aktivitas diskusi belajar siswa kelas X SMA Negeri 11 Medan dengan menerapkan strategi
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head
Together (NHT) menggunakan media audiovisual
dan menerapkan strategi pembelajaran konvensional ?
1.5. Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui hasil belajar siswa dan aktivitas
diskusi belajar siswa kelas X SMA Negeri 11 Medan dengan menerapan strategi
pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Head Together (NHT) menggunakan
media audiovisual dan menerapan
strategi pembelajaran konvensional.
2. Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa dan
aktivitas diskusi belajar siswa kelas X SMA Negeri 11 Medan dengan menerapkan strategi
pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Head Together (NHT) menggunakan media audiovisual
dan menerapkan strategi pembelajaran konvensional.
1.6. Manfaat
Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara umum, penelitian ini memberikan
sumbangan kepada dunia pendidikan dalam pengajaran biologi terutama penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Head Together (NHT) dan media pembelajaran berbasis audiovisual.
2. Manfaat Praktis
Pada tataran praktis, penulis memberikan
sumbangan kepada dunia pendidikan dan kepada guru biologi maupun siswa di
sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik dari sekarang.
Selain itu, penulis dapat memberikan gambaran kepada peneliti selanjutnya yang
berkaitan dengan penelitian ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar